Sukabumi - Hari ini (9 Juli 2023) aku mendampingi ponakan dari Bandung berlibur menikmati objek wisata pantai palabuhanratu, Sukabumi setelah mengantarkan putri semata wayangnya ke bandara untuk terbang ke Bali mengikuti makrab sesama teman SMA. Yang perlu dicatat!, 200 orang alumni SMA dari Bandung tinggal di Bali selama 6 hari.
Coba kita kalkukasi berapa remiten untuk Bali. Jika biaya makan, jajan, memginap, oleh-oleh dan retribusi objek wisata per-orang 500 rb saja sehari x 6 x 200 berarti 600 jt dikirim hanya oleh anak pelajar, dan tentu saja begitu banyak pembawa remiten ke Bali di setiap pekannya. Sementara salah satu indikasi kemakmuran diukur oleh banyaknya kapital beredar disana. Pertanyaannya; “Apakah Sukabumi bisa?. Optimis harus.
Pesona Sukabumi bak perawan mekar sungguh sangat menawan, seperti gadis desa cantik molek bukan polesan, dimik-over sedikit saja dengan sentuhan terampil so pasti bakal tampil mempesona. GURILAPS (Gunung, Rimba, Laut, Pantai, Sungai dan Seni) adalah keistimewaan yang diamanahkan, tentu saja harus diurus dengan serius sebab Tuhan menganugerahkan alam indah untuk memberi arti dan nilai sebesar-besar manfaatnya sehingga Sukabumi menjadi PESONA. Namun tentu saja keindahan bukan satu-satunya yang bisa menarik remiten, karena sesungguhnya aspek subjektif berpotensi kuat untk menjadi pesona, kualitas pelayanan, kenyamanan, keamanan, keramahan dan berbagai sentuhan kebaikan, dan unsur-unsur ini adalah produk prilaku masyarakat wisata. Maka mempesonakan masyarakat wisata mutlak harus diupayakan. Berarti masyarakat wisata harus memahami hal ini dengan baik secara keseluruhan, sehingga akan tumbuh kesadaran untuk menciptakan iklim subjektifitas ideal yang akan mendampingi objek keindahan alam.
Siapa yang bertanggung jawab untuk membangun sinergitas objek dan subjek secara optimal?. Tentu saja mereka yang diberi kewenangan dan memiliki akses kesana. Kita semua harus perduli, dan harus ada yang memperdulikan seperti apa sentuhan yang harus dilakukan.
Menurut Michael D Ruslim, hasil kerja brilliant itu didukung oleh 3 winning (tiga keberhasilan) yaitu winning concept (konsepnya tepat), winning system (sistim yang efektif) dan winning team (SDM terbaik). Karena konsep dan sistem bersifat stabil, maka faktor yang harus dikendalikan secara berkesinambungan adalah pelaku (SDM).
Dengan demikian jika Sukabumi ingin mempesona maka semua komponen pelakunya harus terbaik. Pelaku penataan objek, pelaku keberhasilan subjektif (pelayanan, keamanan, kenyamanan dan lain-lain) dilatih dengan program pendidikan terbaik. Mari menjadikan Sukabumi Pesona Nusantara.
Baca juga:
Musyawarah Itu Adat Budaya Nusantara
|
ditulis oleh: Dr. Awan Setiawan